Mama masih di tempat kebiasaannya. Duduk sambil badannya sedikit bongkok kehadapan menghadap paparan skrin komputer riba milik kepunyaannya yang dibeli sejak 3 tahun yang lalu. Riak wajah Mama menampakkan keletihan. Matanya dari sini boleh aku katakan sudah separuh layu sama seakan samarnya lampu tidur yang berada betul-betul di bahagian atas kepala katil. Mungkin di mindanya hanya menunggu untuk disorongkan bantal sahaja. Akan tetapi petah tangannya menekan papan kekunci yang membuatkan aku tersedar dari tidur tidak pula menggambarkan jerih badannya. Mungkin pada atmanya, dia harus kuat untuk anaknya, kalau bukan dirinya siapa lagi ?
Wujudnya Blog ini adalah untuk belajar dan mengajar. Semoga bersama kita memperoleh pengajarannya. Salam sayang!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Halaman lubuk duka itu aku sangka sudah terkoyak. Kini kembali beranak halaman pedih yang sama berulang. Entah bila badai rasa ini akan ...
-
Entah bagaimana akhirnya nanti, di tengah sudah terhenti, bagaimana hendakku sambung kembali. Ke sana ke mari puas berteka-teki. Me...
-
Kenal tak lama tapi mesra, Kasih tak dalam tapi kekal, Senyum tak manis tapi ikhlas, Hati tak cinta tapi rindu, Sayang tak selalu t...

No comments:
Post a Comment